Musyawarah adat di Kampung Nyaribungan, Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, merupakan salah satu tradisi yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Dalam setiap musyawarah, yang dihadiri oleh tetua adat, tokoh masyarakat, serta warga kampung, suasana kekeluargaan dan kedamaian selalu tercipta. Musyawarah adat ini bukan sekadar sebuah pertemuan formal, tetapi lebih sebagai ajang untuk memelihara kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah ini, selalu mengutamakan keharmonisan dan kesejahteraan bersama.
Setiap kali musyawarah diadakan, sebuah “bale adat” atau balai adat menjadi tempat utama. Di sini, warga berkumpul untuk mendengarkan berbagai pendapat, menyampaikan masalah, dan mencari solusi yang bijaksana. Tidak jarang, musyawarah adat ini dimulai dengan acara ritual sederhana yang dilakukan oleh para pemangku adat, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan roh penjaga alam. Suasana yang penuh khidmat ini, meskipun terkadang disertai dengan perbedaan pendapat, selalu berakhir dengan kesepakatan yang diterima oleh seluruh pihak.
Uniknya, dalam musyawarah adat Kampung Nyaribungan, suara masyarakat adat sangat dihargai. Setiap warga, tanpa memandang usia atau status sosial, memiliki hak yang sama untuk berbicara. Proses musyawarah ini mengedepankan musyawarah mufakat, di mana keputusan yang diambil adalah keputusan yang disetujui oleh mayoritas, namun tetap mempertimbangkan pendapat minoritas. Hal ini menciptakan rasa keadilan dan kesetaraan di antara warga kampung, serta mempererat hubungan antar generasi.

Keberlanjutan musyawarah adat ini bukan hanya soal aturan dan kebiasaan, tetapi juga merupakan sarana untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya gotong royong, rasa saling menghormati, dan menjaga tradisi. Dalam musyawarah adat ini, nilai-nilai kehidupan yang sederhana namun penuh makna seperti kejujuran, kesederhanaan, dan saling membantu, terus dipertahankan agar dapat mengarahkan Kampung Nyaribungan menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis, tanpa melupakan akar budaya yang telah lama ada.